Tak Seimbang, Bulog Lancar Petani Lampung Tengah Gulung Tikar

0

Ilustrasi petani / Tumang.id

LAMPUNG TENGAH, Tumang.id – di samping turunnya harga singkong yang menjadi keluhan para petani di Kabupaten Lampung Tengah, mereka juga mengeluhkan harga padi yang semakin menurun belakangan ini mencapai titik tertinggi hanya Rp.4. 000 per kilogram.

Dalam kondisi panen raya seperti saat ini, bukannya menjadi hal yang seharusnya dibanggakan oleh para petani. Akan tetapi justru sebaliknya, karena tahap dari hasil panen tidak sesuai dengan harapan, hingga menjadi keluhan bagi mereka.

Sebelumnya harga padi dari hasil panen para petani yang bisa mencapai Rp.5000, – untuk kualitas yang bagus akan tetapi justru saat ini menjadi susut harga yang berkepanjangan. Hal ini tentunya menjadi keluhan para petani yang penyelesaiannya dari hasil panen mereka.

Salah satunya yang alami oleh pak Suwarno warga Kampung Purwodadi Kecamatan Trimuljo seorang petani setempat karena harga padi yang anjlok beberapa kali panen belakangan ini.

“Saya berharap pemerintah dapat menyesuaikan harga beli padi atau gabah kering ke petani agar petani Lampung Tengah ini bisa makmur”, lharap pak Suwarno pada Sabtu (07/11/2020).

Suwarno juga berharap agar pemerintah tidak selalu mengandalkan hasil impor, karena menurutnya penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani sehingga jika petani dapat berdayakan, Suwarno yakin kebutuhan pangan di Indonesia akan tercukupi.

Proposal oleh Para pemilik pabrik padi, dampaknya yang berpengaruh besar adalah program pemerintah yang mengandalkan Bulog sehingga UMKM jadi macet total.

Bagi UMKM, lanjut dia, pemilik pabrik padi sampai udah harus gulung tikar karena tidak ada tempat pembuangan dari hasil penggilingan karena sistem pemerintahan banyak mengandalkan Bulog dan anggotadayakan petani setempat.

“Sekarang ini bingung mas l, kami bertahan saat ini pun karena sudah tidak ada pilihan, nggak bertahan ya nggak bisa bayar hutang dan sekalipun bertahan hanya bisa nambah utang karena harus tutup lubang gali lubang,” keluh petani.

“Para petani berharap agar pemerintah tidak hanya menggalakkan sistem tanam terus menerus akan tetapi juga harus di imbangi dengan harga beli yang sesuai sehingga nasib petani dapat lebih membaik,” pungkasnya. (Ade)

 122 total views,  2 views today

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here